MENJAGA ASA "TAMBAK TRADISIONAL" DI TENGAH GEMPURAN TEKNOLOGI

 
Tambak tradisional di kabupaten Barru, SulSel.

 Tambak tradisional biasa dikenal sebagai tambak yg dikelola secara tradisional. Hanya bermodalkan air pasang untuk mengisi tambak, tanpa adanya sterilisasi, obat-obatan dan segala macamnya.

  Padat tebarnyapun terbilang sangat rendah, hanya 5-10 ekor/M².Jika dibandingkan dengan tambak intensif yg dapat menebar mulai dari 100-1000 ekor/ m², angka tersebut sangat jauh berbeda.

 Belum lagi tantangan perubahan iklim yang ekstrem, kadang membuat usaha para petambak ini tersungkur. Jumlah penyakit udang vanamei jg sudah sangat beragam jenisnya, membuat usaha ini semakin sulit.

    Tambak tradisional di kabupaten Barru, SulSel.

  Tapi usaha ini tetap mampu menjaga eksistensinya di tengah berbagai permasalahan tersebut. Minimnya modal yang di pakai dengan hargs udang yg lumayan tinggi membuat minat para petani tidak pernah surut. 

  Tidak sedikit petani tambak yang mampu membuat SOP budidayanya sendiri yang mereka kumpulkan dari pengalaman yg telah dilalui bertahun-tahun. Mereka bahkan ada yg mencapai keberhasilan 7 siklus berturut-turut dan mendapat keuntungan bersih hingga Rp. 100.000.000. Angka yg tidak sedikit di capai dengan modal dan usaha yang sederhana.